Sumber Gambar: http://www.google.co.id |
Siapa pun orangnya, tentu telah mengenal kentang. Tidak cuma mengenal,
bahkan sudah merasakan enaknya makanan asal komoditas hortikultura
tersebut. Sebab, umbi tanaman yang nama latinnya Solanum tuberosum
dapat dimasak menjadi berbagai jenis makanan, seperti sop, perkedel,
kentang rebus, keripik kentang, bahkan makanan yang sudah siap saji
seperti potato dan chitato yang sering nampak dijual di supermarket,
bahkan di warung-warung.
Jika pun tidak mengenal, mungkin saja namanya yang berbeda. Soalnya,
untuk daerah yang berbeda, namanya bisa lain. Di daerah Jawa Barat,
kentang ada yang menyebutnya dengan nama "Luwi kumeli", di Aceh dan
Minangkabau (Sumatera Barat) ada yang menamakan "Gantang", di Karo
(Sumatera Utara) disebutnya "Gentang" atau "Gadung lepar" dan di Lampung
ada yang memberi nama "Ketang" atau "Ubi mandira". Namun secara
nasional komoditas hortikultura tersebut dikenal dengan nama kentang.
Sejak menjamurnya restoran yang menyediakan makanan siap saji seperti
"Kentucky Fried Chicken:, "California Fried Chicken" dan " McDonald",
nama kentang menjadi sangat populer, terutama di kalangan muda-mudi dan
anak-anak, terutama yang tinggal yang tinggal di kota-kota besar
seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan dan Makasar. Boleh dikata
muda-mudi dan anak-anak yang tinggal di kota-kota besar tersebut tidak
asing lagi tentang makanan asal kentang ini.
Lihat saja di tempat-tempat makanan siap saji tersebut, dapat dipastikan
beberapa pengunjung ada yang sedang menyantap makanan asal kentang ,
baik dalam bentuk kentang goreng atau dalam bentuk sup kentang selain
menikmati ayam goreng.
Di tanah air, umbi kentang yang kita nikmati itu umumnya ditanam
masyarakat atau petani di dataran tinggi, yaitu sekitar 1.000 -3.000 m
dpl (di atas permukaan laut). Oleh karena itu, komoditas hortikultura
ini merupakan salah satu jenis tanaman yang sangat penting bagi petani
yang tinggal di pegunungan. Hal ini karena kentang selain mendatangkan
penghasilan yang lebih baik dibanding dengan jenis sayuran lain pada
umumnya seperti kubis dan tomat, hasil panen kentang dapat disimpan
lebih lama sambil menunggu harga jual yang memadai sehingga apabila
dijual dapat mengantongi rupiah yang lumayan banyak sesuai dengan jerih
payah yang dikeluarkan dalam budidaya kentang tersebut.
Meski kentang sudah biasa ditanam petani di dataran tinggi, mungkin
masih ada masyarakat atau petani yang kurang paham tentang budidaya
tanaman kentang di dataran tinggi tersebut. Untuk itu, penulis ingin
membantu memberi informasi tentang budidaya kentang di dataran tinggi
ini
Untuk memperoleh umbi yang optimal, dalam penanaman kentang di dataran
tinggi dibutuhkan kesiapan yang matang sebelum memulai menaman kentang .
Pada dasarnya, untuk menanam kentang di dataran tinggi yang harus
disiapkan dengan seksama adalah : (1) Penyiapan lahan; (2) Penyiapan
pupuk kandang; (3) Penyediaan benih umbi bertunas; (4) Penyediaan pupuk
buatan dan pestisida; dan (5) Penanaman.
1. Penyiapan Lahan
Lahan untuk bertanam kentang hendaknya bersih dari semak dan sisa-sisa akar tanaman sebelumnya. Tanah diolah dengan cangkul atau traktor sedalam 30 - 40 cm sampai halus dan bersih dari gulma. Hal ini perlu dilakukan karena tanaman kentang menghendaki tanah yang gembur dengan aerasi yang baik untuk berkembangnya umbi. Jika tanahnya keras atau lengket, umbi sulit berkembang dan kualitas umbi yang dihasilkan tidak baik.
Lahan untuk bertanam kentang hendaknya bersih dari semak dan sisa-sisa akar tanaman sebelumnya. Tanah diolah dengan cangkul atau traktor sedalam 30 - 40 cm sampai halus dan bersih dari gulma. Hal ini perlu dilakukan karena tanaman kentang menghendaki tanah yang gembur dengan aerasi yang baik untuk berkembangnya umbi. Jika tanahnya keras atau lengket, umbi sulit berkembang dan kualitas umbi yang dihasilkan tidak baik.
2. Penyiapan Pupuk Kandang
Lahan yang sudah diolah diberi pupuk kandang atau kompos yang matang yang ditebarkan secara merata atau ditaruh pada tempat penanaman benih kentang. Meski begitu, sebaiknya pupuk
kandang diletakkan dalam garitan atau alur dangkal selebar ± 15 cm yang dibuat lurus dengan arah Timir-Barat dan jarak antar garitan 70-80 cm. Pupuk kandang ditaruh dalam alur berjarak 25 - 30 cm.
Lahan yang sudah diolah diberi pupuk kandang atau kompos yang matang yang ditebarkan secara merata atau ditaruh pada tempat penanaman benih kentang. Meski begitu, sebaiknya pupuk
kandang diletakkan dalam garitan atau alur dangkal selebar ± 15 cm yang dibuat lurus dengan arah Timir-Barat dan jarak antar garitan 70-80 cm. Pupuk kandang ditaruh dalam alur berjarak 25 - 30 cm.
Pembuatan garitan tersebut dilakukan untuk memudahkan meletakkan benih
kentang. Setiap satu hektar membutuhkan pupuk kandang/kompos sekitar 20 -
30 ton atau 0,5 - 0,8 kg/tanaman.
3. Penyediaan Benih
Saat penananam, sebaiknya gunakan benih kentang bentuk umbi yang sudah bertunas dan berasal dari varietas bermutu, seperti varietas Granula, Atlantik, Cosima , Agria dan Desiree yang disesuaikan dengan kondisi lahan yang akan ditanaman kentang tersebut. Untuk satu hektar membutuhkan benih 1.200 - 2.000 kg dengan berat umbi sekitar 30 - 60 gram/umbi.
Saat penananam, sebaiknya gunakan benih kentang bentuk umbi yang sudah bertunas dan berasal dari varietas bermutu, seperti varietas Granula, Atlantik, Cosima , Agria dan Desiree yang disesuaikan dengan kondisi lahan yang akan ditanaman kentang tersebut. Untuk satu hektar membutuhkan benih 1.200 - 2.000 kg dengan berat umbi sekitar 30 - 60 gram/umbi.
Jika umbi kentang yang akan ditanam itu belum bertunas, simpan dulu
dalam tempat/gudang penyimpanan 3 - 6 bulan, tergantung dari varietas
kentang. Untuk mempercepat munculnya tunas dapat diberi Etelen cair
(rendite) atau gas CS2 dengan dosis 20 - 25 cc/100 kg umbi kentang.
Benih kentang yang telah diberi perlakuan tersebut ditaruh dalam tungku
tertutup rapat selama ± 24 jam. Setelah itu, umbi dihamparkan di atas
rak-rak dalam gudang sampai bertunas. Umbi-umbi yang sudah bertunas
sepanjang ± 2 cm baru ditanam.
4. Penyediaan Pupuk Buatan dan PestisidaSebelum benih ditanam, siapkan dahulu pupuk N (Urea) , P ( SP-36) dan K (KCl) karena pemberian pupuk buatan tersebut dilakukan bersamaan dengan waktu penanaman benih kentang. Banyaknya pupuk yang disiapkan, setiap satu hektar Urea 300 kg, SP-36 300 kg dan KCl 100 kg. Pupuk buatan yang diberikan itu diberikan dengan dosis N (90 - 180 kg), P2O5 (60 - 80 kg) dan K2O ( 90 - 140 kg) setiap hektarnya.
Selain itu disiapkan pula pestisida untuk mengendalikan hama dan
penyakit yang mungkin menyerang tanaman kentang yang sedang ditanam
tersebut. Jenis pestisida yang disiapkan disesuaikan dengan jenis hama
dan penyakit yang umum menyerang pertanaman kentang di daerah tersebut.
Jika belum paham tentang jenis pestisida yagn disiapkan, bisa ditanyakan
kepada Penyuluh Pertanian atau petugas pertanian setempat.
5. Penanaman
Setelah pupuk kandang /kompos ditaruh dalam alur, barulah umbi kentang diletakkan satu per satu di atas pupuk kandang. Jarak penanaman 25 X 80 cm atau 30 X 70 cm. Selanjutnya diberi pupuk buatan sebanyak 14 - 15 gram/tanaman yang terdiri dari campuran Urea, SP-36 dan KCL yang ditaruh di samping kanan dan kiri umbi yang ditanam itu. Untuk mencegah hama orong-orong atau anjing tanah bisa menggunakan Furadan 3 G sebanyak 30 kg/ha yang ditaburkan pada benih umbi kentang yang ditanam tersebut.
Setelah pupuk kandang /kompos ditaruh dalam alur, barulah umbi kentang diletakkan satu per satu di atas pupuk kandang. Jarak penanaman 25 X 80 cm atau 30 X 70 cm. Selanjutnya diberi pupuk buatan sebanyak 14 - 15 gram/tanaman yang terdiri dari campuran Urea, SP-36 dan KCL yang ditaruh di samping kanan dan kiri umbi yang ditanam itu. Untuk mencegah hama orong-orong atau anjing tanah bisa menggunakan Furadan 3 G sebanyak 30 kg/ha yang ditaburkan pada benih umbi kentang yang ditanam tersebut.
Sesudah benih kentang ditanam, benih segera ditutup/diurug tanah setebal
15 - 20 cm supaya benih tidak kekeringan kena sinar matahari. Untuk
menutup tanah pada umbi itu bisa dilakukan dengan cara tanah diantara
barisan alur benih dikeruk selebar 30 cm dengan kedalaman 30 - 40 cm.
Dengan cara ini maka terbentuklah guludan dan bagian tanah yang dikeruk
membentuk selokan yang berguna untuk draenhase dan jalan bagi pekerja
sewaktu melakukan pemeliharaan tanaman.
Umbi kentang yang sudah ditanam itu perlu dipelihara sebagaimana
mestinya supaya pertumbuhannya optimal sehingga umbi kentang yang
diperoleh nantinya seperti apa yang diharapkan.
===============================================================================================
===============================================================================================
Penulis :Ir.Muchdat Widodo,MM
Penyuluh Pertanian Madya
Pusat Penyuluhan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian
Sumber :
1. Dr.Ir.Muchjidin Rachmat, MS. Buku Tahunan Hortikultura Seri tanaman ± 1 mm Sayuran. Direktorat Budidaya Tanaman Sayuran dan Biofarmaka. Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian, jakarta, 2006.
2. Drs. Hendro Sumarjono. Petunjuk Praktis Budidaya Kentang. Penerbit PT. Agro Media Pustaka, jakarta Selatan 12630, 2007.
Comments
Post a Comment